Simeon Sang Teolog Baru: Tentang Iman


Saudara-saudara sekalian, adalah baik bahwa kita membuat kemurahan Allah diketahui semua orang dan berbicara kepada mereka yang dekat dengan kita tentang belas kasih dan karunia yang tak terungkapkan yang Dia tunjukkan kepada kita. Karena seperti yang kamu tahu, saya tidak berpuasa, tidak berjaga-jaga, atau tidur di atas tanah, tetapi – seperti kata-kata Pemazmur – ‘Aku merendahkan diri dan, segera, Tuhan menyelamatkan aku’.

Atau, untuk membuatnya lebih singkat, saya hanya percaya dan Tuhan menerimaku (lih. Maz 116: 6, 10; 27:10. LXX). Banyak hal menghalangi kita untuk memperoleh kerendahan hati, tetapi tidak ada yang menghalangi kita untuk memiliki iman. Karena jika kita menginginkannya dengan sepenuh hati, itu akan segera menjadi aktif dalam diri kita, karena itu adalah karunia Allah bagi kita dan karakteristik utama sifat kita, meskipun itu juga tunduk pada daya kehendak bebas individual. Itulah sebabnya bahkan orang Skit dan orang-orang asing lainnya memiliki kepercayaan atas satu sama lain. Belum menunjukkan melalui fakta-fakta aktual efek dari iman kita yang berakar mendalam dan untuk mengkonfirmasi apa yang baru saja saya katakan, saya akan menceritakan sebuah kisah yang berhubungan dengan saya oleh seseorang yang sepenuhnya dapat dipercaya.

Seorang lelaki bernama George, yang masih muda – sekitar dua puluh tahun- tinggal di Konstantinopel pada zaman kita sendiri. Dia tampan, dan terpelajar dalam berpakaian, sopan dan santun, sehingga beberapa dari mereka yang hanya memperhatikan penampilan luar dan dengan keras menilai perilaku orang lain mulai menyembunyikan kecurigaan jahat tentang dirinya. Pria muda ini, kemudian, berkenalan dengan seorang biarawan suci yang tinggal di salah satu biara di kota; dan baginya dia membuka jiwanya dan darinya dia menerima peraturan singkat yang harus diingatnya. Dia juga memintanya untuk buku yang menjelaskan cara para biarawan dan praktik pertapaan mereka; jadi penatua biara memberinya karya Tentang Hukum Rohani. Pemuda ini menerima seolah-olah itu telah dikirim oleh Allah sendiri, dan dengan harapan bahwa ia akan menuai banyak darinya dan ia membacanya dari ujung ke ujung dengan penuh semangat dan perhatian. Dan meskipun dia mendapat manfaat dari seluruh karya itu, hanya ada tiga bagian yang dia patri di dalam hatinya.

Yang pertama dari ketiga ayat ini dibaca seperti berikut: ‘Jika kamu menginginkan kesehatan rohani, dengarkan hati nurani kamu, lakukan semua yang dikatakannya, dan kamu akan mendapat manfaat.’ Bagian kedua membaca: ‘Dia yang mencari energi Roh Kudus sebelum dia secara aktif menuruti perintah- perintah Allah adalah seperti seseorang yang menjual dirinya ke perbudakan dan dia, sesegera ia dibeli, meminta untuk diberikan kebebasannya kembali tapi tetap ingin memiliki uang hasil penjualan dirinya.’ Dan petikan ketiga berkata seperti berikut: ‘Orang buta adalah orang yang menangis dan berkata: ‘Anak Daud, kasihanilah aku’ (Lukas 18:38). Dia berdoa dengan tubuhnya sendiri, dan belum dengan pengetahuan rohani. Tetapi ketika orang buta itu sembuh dan melihat Tuhan, dia mengakui Dia tidak lagi sebagai Anak Daud tetapi sebagai Anak Allah, dan menyembah Dia’ (lih. Yohanes 9:38).

Semasa membaca ketiga-tiga ayat ini, pemuda itu berdecak kagum dan percaya sepenuhnya bahwa jika dia memeriksa hati nuraninya, dia akan mendapat manfaat, bahwa jika dia menjalankan perintah-perintah Allah, dia akan mengalami energi Roh Kudus, dan melalui anugerah Roh Kudus dia akan memulihkan penglihatan rohaniya dan akan melihat Tuhan. Tersentak dengan kasih dan hasrat untuk Tuhan, dia mencari dengan penuh harap Dia sang Keindahan sejati, meski tersembunyi seperti apapun. Dan, dia meneguhkan saya, dia tidak melakukan apa-apa selain menjalankan setiap petang, sebelum dia tidur, peraturan yang diberikan kepadanya oleh penatua biara yang kudus. Apabila hati nuraninya memberitahunya, ‘Bersujudlah lebih banyak, bacalah Mazmur tambahan, dan ulangi’ Tuhan, berbelaskasihlah’ lebih sering, karena kamu dapat melakukannya’, dia dengan siap dan tanpa ragu mematuhinya, dan melakukan segala sesuatu seolah olah diminta oleh Tuhan Sendiri. Dan dari waktu itu dia tidak pernah tidur dengan hati nurani yang memfitnahnya dan berkata, ‘Mengapa kamu tidak melakukan ini?’ Oleh itu, ketika dia mengikutinya dengan teliti, dan setiap hari ia meningkatkannya, dalam beberapa hari ia telah banyak menambah doanya di malam hari.

Pada siang hari dia bertanggungjawab atas rumah tangga seorang bangsawan dan setiap hari dia pergi ke istana, terlibat dalam tugas-tugas yang diminta oleh penghuni istana, sehingga tidak ada yang tahu tentang usaha-usahanya yang lain. Setiap malam air mata mengalir dari matanya, dia melipatgandakan sujud yang dibuatnya dengan mukanya mencium tanah, kakinya bersama dan berakar di tempat dia berdiri. Dia berdoa dengan penuh semangat kepada Ibu Allah dengan mendesah dan menangis, dan seolah-olah Tuhan hadir secara fisik, dia bersimpuh di kaki-Nya yang paling suci, sementara seperti orang buta dia memohon belas kasihan dan meminta agar mata jiwanya dibuka. Apabila doa-doanya berlangsung lebih lama setiap malam, dia meneruskan dengan cara ini sehingga tengah malam, tidak pernah kendur atau tidak bersemangat dalam waktu ini, seluruh badannya dikendalikan, tidak menggerakkan matanya atau melihat ke atas. Dia berdiri seperti patung atau sebuah tubuh tanpa roh.

Pada suatu hari, ketika dia berdiri mengulangi lebih banyak dalam akalnya daripada dengan mulutnya, kata-kata, ‘Ya Tuhan, kasihanilah aku, seorang yang berdosa’ (Lukas 18:13), tiba-tiba limpah cahaya ilahi muncul di atasnya dan memenuhi seluruh ruangan. Saat ini terjadi lelaki muda itu kehilangan pijakannya, lupa apakah dia berada di rumah atau di bawah atap; karena dia tidak melihat apa-apa kecuali cahaya di sekelilingnya dan bahkan tidak tahu apakah dia berdiri di atas bumi. Dia tidak takut terjatuh, atau kesadaran tentang dunia, dan tidak ada perkara manusia yang masuk ke dalam pikirannya. Sebaliknya dia sepenuhnya bersatu dengan cahaya yang non-material, sehingga ia seolah-olah telah berubah menjadi cahaya. Dia tidak menyadari bahwa dia dipenuhi dengan air mata dan dengan kegembiraan dan kesukacitaan yang tidak dapat digambarkan. Kemudian akalnya naik ke surga dan menatap cahaya yang lain, lebih jelas daripada yang pertama. Secara ajaib nampak kepadanya, berdiri dekat dengan cahaya itu, penatua kudus yang suci yang telah kita bicarakan, yang telah memberikannya aturan-aturan yang singkat dan buku itu.

Ketika saya mendengar cerita ini, saya pikir betapa besarnya syafaat orang suci ini telah membantu anak muda itu, dan bagaimana Allah telah memilih untuk menunjukkan kepadanya betapa dalam apa yang telah dicapai oleh orang suci.

Ketika penglihatan ini berakhir dan pemuda itu, seperti yang dia beritahu saya, telah kembali kepada dirinya sendiri, dia tersentak gembira dan kagum. Dia menangis dengan segenap hatinya, dan kemanisan bercampur dengan air matanya. Akhirnya dia rebah di atas ranjangnya, dan ketika itu ayam berkokok, mengumumkan waktu tengah malam. Tidak lama selepas loceng gereja berbunyi untuk matins (waktu doa) dan dia bangun seperti biasa untuk mengucapkan doa, sepanjang malam tanpa memikirkan tentang tidur.

Seperti yang Allah tahu – karena Dia bertindak sesuai keputusan yang hanya Dia yang sadari – semua ini terjadi tanpa terkecuali lelaki muda melakukan lebih dari apa yang telah kamu dengar. Tetapi apa yang dilakukannya ia lakukan dengan iman yang benar dan pengharapan tanpa keraguan. Dan janganlah dikatakan bahwa dia melakukan perkara-perkara ini dengan coba-coba, karena dia tidak pernah bercakap atau berpikir tentang bertindak dalam roh seperti itu. Benar adanya, mencoba-coba sesuatu adalah bukti kekurangan iman. Sebaliknya, setelah menolak setiap pemikiran yang penuh nafsu dan mementingkan diri sendiri, lelaki muda ini, sebagaimana dia sendiri meneguhkan saya, memberi perhatian kepada apa yang dikatakan oleh hati nuraninya bahwa dia menganggap semua perkara kehidupan material dengan sikap acuh tak acuh, dan bahkan tidak merasakan kenikmatan dalam makanan dan minuman, atau sering ingin berbagian dengan mereka.

Kamu telah mendengar, saudara-saudara saya, apa yang dapat dilakukan oleh iman kepada Tuhan apabila disahkan oleh tindakan. Kamu akan menyadari bahwa masa muda tidak boleh dibenci dan tanpa pemahaman dan takut akan Allah usia senja tidaklah berguna. Kamu telah belajar bahwa hati sebuah kota tidak boleh menghalang kita dalam menjalankan perintah Allah selama kita rajin dan berjaga-jaga, dan kesunyian atau penarikan diri dari dunia tidak menjadi manfaat jika kita malas dan lalai. Kita tentu sudah mendengar semua tentang Daud, dan kita mengagumi dia dan mengatakan bahwa dia adalah unik dan tidak ada yang lain seperti dia. Namun di sini, lihatlah, ada sesuatu yang lebih penting daripada Daud. Karena Daud dipilih secara khusus oleh Tuhan: dia diurapi menjadi nabi dan raja; dia diilhamkan oleh Roh Kudus; dan dia diberikan banyak wahyu mengenai Tuhan. Maka, ketika ia berdosa dan dilucutkan dari rahmat Roh Kudus dan karunia nubuatan-Nya, dan telah terasing dari persekutuan dengan Tuhan, apakah ada sesuatu yang mengagumkan dalam kenyataan bahwa ia harus mengingat keadaan rahmat dari mana ia telah jatuh dan harus meminta untuk menikmati keistimewaan itu sekali lagi (lihat Mzm. 51: 11-12)? Tetapi pria muda itu tidak pernah memikirkan apa-apa tentang perkara ini. Dia hanya menumpukan kepada apa yang sementara dan duniawi, dan dia tidak dapat membayangkan apa-apa yang lebih baik daripada perkara-perkara seperti itu. Namun – bagaimana jalan-Mu tidak dapat diprediksi, Tuhan – dia hanya mendengar kenyataan-kenyataan ilahi ini dan dia langsung percaya; sesungguhnya dia percaya dengan pasti bahwa dia menerapkan imannya dalam tindakan yang sama. Berkat tindakan itu pikirannya menjadi bersayap dan naik ke surga, menariknya ke belas kasih dari Bunda Kristus. Melalui syafaatnya, Tuhan berkenan dan menganugerahkan kepadanya rahmat Roh. Ini memberinya kekuatan untuk naik ke surga dan melihat cahaya yang dingini oleh semua orang tetapi sangat sedikit yang memperolehnya.

Lelaki muda ini tidak berpuasa lama atau tidur di atas tanah, memakai baju berambut atau mencukur kepalanya, ataupun dia telah menghindari dunia secara fisik, walaupun dia dalam rohnya, dengan berjaga-jaga beberapa kali saja; namun dia kelihatan lebih hebat daripada Lot, yang begitu terkenal di Sodom (bdk. Kej. 19). Atau, walaupun dalam tubuh, dia adalah malaikat, dikekang tetapi tidak terkekang, kelihatan tetapi melampaui badani, manusia dalam penampilan tetapi tidak material ketika dilihat secara rohani, secara luar segala sesuatu kepada semua manusia (bdk. 1 Kor 9:22) tetapi kedalamnya hanya hadir kepada Tuhan saja, yang mengetahui segala sesuatu. Oleh itu, apabila matahari terbenam, dia mendapati bahwa tempatnya diambil oleh cahaya lembut rohani, yang merupakan ikrar dan pencicipan cahaya yang tidak pernah padam. Dan sepatutnya; karena cintanya yang dia cari membawanya keluar dari dunia, melampaui alam dan semua benda material, mengisi dia sepenuhnya dengan Roh dan mengubahnya menjadi terang. Dan semua ini berlaku padanya ketika dia tinggal di tengah-tengah kota, dan menjadi pelayan rumah, yang mempunyai tugas mengurus budak dan orang bebas dan melaksanakan semua tugas yang ada pada kehidupan sedemikian.

Cukup telah dikatakan dalam pujian kepada pemuda ini dan untuk merangsang kerinduan yang sama pada Kamu, untuk meniru dia. Atau adakah kamu masih ingin saya berbicara tentang perkara-perkara lain, yang lebih besar daripada ini – perkara yang mungkin kamu mungkin tidak dapat terima? Tetapi apakah yang lebih besar atau lebih sempurna daripada takut atas Allah? Sesungguhnya tidak ada yang lebih besar daripada ini. Ia seperti yang ditulis oleh St Gregory dari Nazianzos: ‘Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan (Ams. 1: 7). Karena di mana ada ketakutan, ada perintah-perintah yang dilakukan, dan di mana perintah-perintah Allah dilakukan daging dimurnikan, bersama dengan awan yang menyelimuti jiwa dan mencegahnya melihat cahaya ilahi dengan jelas. Di mana ada pemurnian ini ada pencahayaan, dan pencahayaan adalah pemenuhan kerinduan orang-orang yang menginginkan yang terbesar dari semua hal-hal kudus atau bahkan yang lebih dari semua kebesaran. ‘ Dengan kata-kata ini dia menunjukkan bahwa pencahayaan oleh Roh adalah akhir yang tidak berkesudahan dari setiap kebajikan, dan siapapun yang mencapainya telah selesai dengan semua indera dan telah mulai mengalami pengetahuan tentang realita rohani.

Begitulah, saudara-saudara, keajaiban Tuhan. Dan Allah menyingkapkan orang-orang kudus-Nya yang tersembunyi supaya ada yang dapat meniru mereka dan yang lain tidak mempunyai alasan untuk tidak melakukannya. Jika mereka menghidupi hidup yang selayaknya, baik mereka yang memilih untuk tinggal di tengah-tengah kebisingan dan keriuhan dan mereka yang tinggal di biara, gunung dan gua dapat mencapai keselamatan. Semata-mata karena iman mereka di dalam Tuhan memberikan rahmat melimpah kepada mereka. Maka, orang-orang yang karena kemalasan mereka telah gagal untuk mencapai keselamatan tidak akan mempunyai alasan untuk ditawarkan pada hari penghakiman. Karena Dia yang berjanji untuk memberikan keselamatan kepada kita hanya karena iman kita kepadaNya bukanlah pembohong. Oleh karena itu, tunjukkan belas kasih kepada diri sendiri dan kepada mereka yang mengasihi kamu, meratap dan meneteskan air untukmu- karena inilah yang Tuhan yang penuh belas kasih minta kepada kita untuk perbuat. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap rohmu. Tinggalkan dunia dan segala yang fana, dan mendekatlah kepada Allah dan bersatu pada-Nya; karena sebentar lagi ‘surga dan bumi akan berlalu’ (Mat. 24:35), dan selain dari Dia tidak ada pijakan teguh untuk berdiri, tidak ada batasan, tidak ada yang dapat memeriksa kejatuhan orang berdosa. Tuhan tidak terbatas dan tidak dapat dimengerti penuh. Beritahu saya, jika kamu dapat, tempat apa yang akan ada untuk mereka yang jatuh dari kerajaan-Nya.

Saya bersedih hati, saya melelahkan hati saya, saya bersemangat untuk kamu apabila saya ingat bahwa kita mempunyai Tuhan yang begitu limpah dan penuh belas kasihan bahwa sekiranya kita beriman kepada-Nya, Dia akan memberikan kita karunia di luar imajinasi kita – karunia yang tidak pernah kita dengar atau dipikirkan dan ‘tidak dipahami hati manusia’ (1 Kor. 2: 9). Namun kita, seperti binatang- binatang, lebih suka bumi dan benda-benda di bumi yang melalui kemurahan-Nya yang besar itu menghasilkan sesuatu untuk memenuhi keperluan tubuh kita; dan jika kita menggunakan perkara-perkara ini dengan sederhana, maka jiwa kita dapat naik tanpa halangan ke arah realita ilahi, dipelihara secara rohani oleh Roh Kudus menurut tahap pemurnian kita dan ke tahap yang telah lalui.

Ini adalah tujuan kita, untuk ini kita diciptakan dan ada: setelah menerima berkat-berkat yang lebih kecil di dunia ini, kita dapat melalui syukur kita kepada Allah dan cinta untukNya menikmati berkat-berkat yang besar dan berkat kekal dalam kehidupan yang akan datang. Tetapi, sayangnya, jauh dari kepedulian terhadap berkat-berkat yang ada, kita bahkan tidak berterima kasih atas apa yang ada di tangan kita, dan kita seperti iblis, atau – pada kenyataannya- lebih buruk lagi. Oleh itu kita layak mendapat hukuman yang lebih besar daripada mereka, karena kita telah diberikan berkat yang lebih besar. Sebab kita tahu bahwa Allah, demi kita, menjadi sama dengan kita dalam segala sesuatu kecuali dosa, supaya Dia dapat menyelamatkan kita dari tipuan dan membebaskan kita dari dosa. Tetapi apa gunanya mengatakan ini? Sebenarnya kita percaya pada semua ini hanya sebagai kata-kata, sementara kita menampiknya dalam perbuatan kita. Bukankah nama Kristus diucapkan di mana-mana, di kota dan desa, di biara-biara dan di gunung-gunung? Carilah dengan tekun, jika kamu mau, dan cari tahu apakah ada yang mematuhi perintah-perintah-Nya. Di antara beribu-ribu dan ribuan orang, kamu hampir tidak akan dapat mencari orang yang menjadi seorang Kristen dalam perkataan dan perbuatannya. Bukankah Tuhan dan Tuhan kita berkata dalam Injil, ‘Barangsiapa yang percaya kepada-Ku, akan melakukan apa yang Aku kerjakan – sesungguhnya ia akan melakukan pekerjaan yang lebih besar’ (Yoh 14:12)? Tetapi siapakah di antara kita yang berani mengatakan, ‘Saya melakukan pekerjaan Kristus dan saya benar-benar percaya kepada Kristus?’ Tidakkah kamu lihat, saudara-saudara, bahwa pada hari penghakiman kita berisiko digolongkan di antara orang-orang kafir dan akan dihukum lebih keras daripada orang-orang yang tidak mengenal Kristus? Tidak dapat dielakkan entah kita harus dikuduskan sebagai orang tidak percaya atau Kristus adalah pendusta – dan itu, saudara-saudaraku, adalah mustahil.

Saya menulis ini bukan untuk menghalangi kamu menarik diri dari dunia atau untuk mendorong kamu untuk hidup di tengah-tengahnya. Sebaliknya saya telah menulisnya supaya semua orang yang membacanya dapat yakin bahwa siapapun yang mau bertindak dengan betul akan menerima dari Tuhan kuasa untuk melakukannya, di mana saja dia berada. Malah, kisah yang saya katakan sebenarnya mendorong penarikkan diri. Karena sekiranya orang muda itu, yang hidup di dunia dan tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya, atau menumpahkan hartanya, atau menundukkan diri kepada aturan ketaatan, menerima belas kasihan semata-mata dari Tuhan karena dia percaya kepada-Nya dan berseru kepada-Nya dengan segenap rohnya, betapa berkat yang lebih besar yang bisa diperolehnya jika ia telah meninggalkan segala perkara duniawi dan semua hubungan duniawi dan siapa yang diperintahkan oleh Tuhan, demi Dia, menyerahkan jiwa mereka kepada kematian (bdk. Luk. 14:26)? Selain itu, jika kamu tidak ragu-ragu dalam iman kamu dan sepenuh hati dalam keteguhan hatimu, kamu mulai bertindak dengan betul dan mengalami berkat yang datang dari perbuatan itu, kamu sendiri akan sadar bahwa kepedulian atas dunia dan tinggal dalam dunia adalah rintangan besar bagi mereka uang ingin hidup selaras dengan Allah. Apa yang kita punya berkaitan dengan pemuda ini adalah luar biasa dan tidak terduga, dan kita tidak pernah mendengar apa-apa seperti yang berlaku kepada orang lain. Walaupun ini mungkin terjadi kepada orang lain atau mungkin terjadi di masa depan, mereka harus menyadari bahwa mereka akan kehilangan berkat yang telah mereka terima kecuali mereka segera meninggalkan dunia. Inilah yang saya pelajari dari lelaki muda itu.

Saya kemudian bertemu dengannya selepas dia menjadi biarawan, pada tahun ketiga atau keempat kehidupan biaranya. Dia berusia tiga puluh dua. Saya kenal dia dengan baik: kita telah berkawan sejak kecil dan tumbuh bersama. Atas sebab ini, dia juga memberitahu saya: ‘Beberapa hari setelah perubahan yang luar biasa dalam hidup saya dan lebih daripada bantuan manusia yang saya terima, saya terus diserang oleh godaan kehidupan duniawi saya – godaan yang menggagalkan aktivitas rahasia saya dan yang sedikit demi sedikit merampas saya dari berkat yang telah diberikan kepada saya. Akibatnya, saya ingin sepenuhnya pergi dari dunia dan dalam kesendirian mencari Dia yang telah menampakkan diri kepada saya. Karena, saudara, saya yakin bahwa Dia telah menunjukkan kepada saya semata-mata untuk menarik saya, saya yang tidak layak, kepada diri-Nya dan untuk memisahkan saya sepenuhnya dari dunia. Namun kekurangan kekuatan untuk merespons secara langsung saya secara perlahan melupakan segala yang saya katakan kepadamu dan jatuh ke dalam kegelapan, sehingga saya tidak lagi teringat atau memikirkan sesuatu, besar atau kecil, yang berkaitan dengan pengalaman itu. Sebaliknya, saya terjerumus ke dalam kejahatan secara lebih mendalam daripada sebelumnya dan berakhir dalam keadaan sedemikian rupa bahwa seolah-olah saya tidak pernah memahami atau mendengar perkataan suci Kristus. Malah orang suci yang dulu telah memperlihatkan kepadaku belas kasihan dan yang telah memberi saya aturan singkat dan telah merngirimkan saya buku itu menjadi bagiku hanya seseorang yang saya pernah jumpai, dan saya tidak lagi memikirkan hal-hal yang saya lihat karena dia. Saya memberitahu kamu perkara ini, “dia meneruskan, ‘supaya kamu dapat melihat dengan jelas lubang keganasan di mana saya jatuh, terhina seperti saya, karena kemalasan dan kelalaian saya, dan oleh itu kamu akan dipenuhi dengan kekaguman pada berkat-berkat yang tidak dapat dijelaskan bahwa Tuhan kemudiannya memberikan kepada saya.

‘Karena – walaupun saya tidak tahu bagaimana untuk menjelaskannya – saya tidak mengerti, kasih dan percaya kepada penatua yang suci itu tetap dalam hati saya yang tidak bahagia; dan saya pikir sebab ini bahwa, akibat doa-doanya, selepas bertahun-tahun Tuhan dalam belas kasihan-Nya telah mengasihani saya. Melalui dia, Tuhan sekali lagi menyeret saya keluar dari keadaan saya yang kronis dan menyelamatkan saya dari lubang kejahatan. Walaupun saya tidak layak, saya tidak sepenuhnya putus hubungan dengan penatua biara, tetapi apabila saya berada di kota saya sering mengunjunginya di dalam sel dan mengaku kepadanya apa yang telah terjadi atas saya, walaupun, tanpa hati nurani seperti saya, saya tidak melakukan satupun arahannya. Tetapi sekarang, seperti yang kamu lihat, Tuhan yang maha pengampun telah mengampuni dosaku yang banyak, dan melalui para penatua yang sama itu telah memberikan kepadaku rahmat untuk menjadi seorang biarawan dan – walaupun saya benar-benar tidak layak – telah membenarkan saya sentiasa bersamanya. Setelah kerja keras dan banyak air mata, digabungkan dengan kesendirian yang ketat, kepatuhan total, penghapusan sepenuhnya kehendak saya sendiri dan banyak lagi amalan dan tindakan yang ketat, saya telah maju dengan tegas dan tanpa henti di sepanjang jalan saya, dan sekali lagi telah diberikan penglihatan , hilang kesadaran karenanya, dari sinar kecil cahaya ilahi yang paling lembut, walaupun sehingga sekarang saya tidak mendapat kesempatan untuk melihatnya seperti yang saya lihat pada kesempatan pertama itu. ‘

Ini dan banyak perkara lain yang dia beritahu saya dengan air mata. Dan saya, malangnya saya, ketika saya mendengar kata-kata kudusnya menyadari bahwa dia sepenuhnya dipenuhi dengan rahmat ilahi dan benar-benar bijak, walaupun kekurangan kebijaksanaan duniawi. Lebih-lebih lagi, karena dia telah memperoleh ilmu pengetahuan rohani yang tidak pernah ada itu melalui pengalaman nyata, saya memintanya untuk memberitahu saya betapa iman dapat membawa mukjizat-mukjizat seperti itu dan mengajar saya dengan menuangkannya dalam tulisan. Dia mula bercakap dengan saya tentang perkara-perkara ini dan sudah bersedia untuk menulis telaahnya. Tidak untuk memanjangkan teks ini, saya telah menyatakan apa yang dia katakan di tempat lain untuk kesukaan mereka yang mencari dengan Iman untuk belajar dari tulisan-tulisan tersebut.

Oleh itu, saya mohon kepada kamu, saudara-saudara di dalam Kristus, marilah kita juga dengan tekun mengikuti jalan perintah Kristus, supaya wajah kita tidak tercemar dengan malu (lihat Maz 34: 5). Kepada semua orang yang mengetuk tegas Dia membuka pintu Kerajaan-Nya, dan pada orang yang meminta Dia sekaligus memberikan Roh Kudus (lih. Luk. 11:13). Juga tidak mungkin bagi orang yang berusaha dengan segenap jiwanya tidak menemukannya (lih. Mat 7: 7-8) dan tidak diperkaya dengan kekayaan karunia-Nya. Oleh itu, kamu juga akan dipelihara oleh berkat-berkat yang tidak dapat dibayangkan yang telah disediakannya bagi mereka yang mengasihi Dia (bdl. 1Kor. 2:9). Di sini, dalam kehidupan sekarang ini, kamu akan menikmatinya sebagian, sesuai dengan hikmat-Nya; sementara dalam hidup yang akan datang, kamu akan menikmatinya sepenuhnya, bersama-sama dengan orang-orang kudus sepanjang masa, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, yang akan menjadi kemuliaan sepanjang zaman. Amin.

Leave a comment